Jumat, 23 April 2010

Kontradiksi Realita dan Normatif dalam NAFTA

Tingkat integrasi suatu kawasan dalam era kontemporer sekarang ini sangat bervariasi parameternya, mulai dari level interdependensi sosio-ekonomi, persamaan nilai dan kebudayaan, jumlah dari perjanjian formal institusi yang ditandatangani dan sebagainya. Jurnal kali ini akan membahas regionalisme North American Free Trade Agreement (NAFTA), mulai dari isu-isu yang diangkat hingga kelebihan dan kekurangan yang dimiliki oleh institusi ini. Seperti layaknya kerjasama perdagangan bebas lainnya, NAFTA juga dibentuk dengan membawa misi peningkatan kemakmuran sekaligus pengurangan kesenjangan ekonomi di Amerika Utara, khususnya AS, Meksiko dan Kanada. Tetapi, pada implementasinya, hanya pada dua bulan pertama (1995), stok pasar Meksiko jatuh sebesar 24%, ratusan perusahaan tutup, dan lebih dari 250.000 warga Meksiko kehilangan pekerjaan. Sebenarnya permsalahan dan bagaimana prosedur serta kebijakan yang dimiliki oleh organisasi regional ini hingga hasil yang diraih jauh dan dapat dikatakan kontradiktif dengan keinginan normatif yang diimpikan.

Hingga saat ini, NAFTA telah berdiri selama tujuh tahun, resminya organisasi ini berdiri pada 12 Agustus 1992. Sebelumnya, telah ada kerjasama-kerjasama perdagangan yang dilakukan oleh ketiga negara, namun tidak dalam konteks yang terintegrasi. Hasil yang ingin dicapai oleh organisasi ini adalah untuk menyelesaikan masalah ekonomi antara ketiga negara sehingga mereka akan mampu meningkatkan perdagangan dan perkembangan industrinya.dalam proses pembentukannya, NAFTA telah menuai banyak sekali kritik terutama dari AS. Menurut sebagian masyarakat AS, NAFTA akan menyebabkan banyak lapangan kerja tutup di negara mereka karena kalah dalam daya saing dlam aspek kemurahan buruh. Standar yang harus dibayarkan oleh perusahaan akan lebih mahal jika menggunakan buruh dari AS daripada dua negara lain, sehingga para pengusaha lebih memilih untuk menggunakan dan menyewa buruh selain dari AS.

Seiring dengan berjalannya NAFTA, lahirlah kebijakan-kebijakan khas free trade area, seperti penghilangan batas nontarif terutama sektor agrikultur. Dalam suatu klausul tertulis bahwa Kanada dan Meksiko akan menghilangkan hampir semua tarif baik langsung atau selama kurun waktu 5, 10, 15 tahun. Dari kebijakan-kebijakan yang telah disepakati oleh ketiga negara, AS menjadi negara yang paling diuntungkan dari kerjasama ini. Keuntungan tersebut terlihat jelas dari kenaikan nilai ekspor pertanian pada Meksiko dan Kanada meningkat 48 persen sejak tahun fiskal 1992-1998. Kemudian pada tahun fiskal selanjutnya, ekspor makanan dan pangan AS ke Amerika meningkat dari 881 juta dollar menjadi 5,9 milyar dollar. Peningkatan yang sangat signifikan bagi AS namun tidak bagi Meksiko yang harus mengimbangi neraca perdagangannya lebih berat lagi. Saat ini, AS menjadi pemain utama dalam pasar pangan di Meksiko yang menguasai lebih dari 75 persen pasar impor. Apa yang tejadi pada Kanada juga tidak jauh berbeda dengan Meksiko, dibawah payung NAFTA, ekspor AS bertambah lebih dari 89 persen sejak 1990 hingga 1998. Perdagangan sektor pangan dikuasai oleh AS lebih dari tiga perempat penjualan total di Kanada.

Hasil yang sedemikian rupa bagi AS, Kanada dan Meksiko merupakan hasil dari implementasi ketentuan yang dibuat oleh tiga negara yang memiliki tingkat disparitas kemampuan yang tinggi terutama dengan AS. Kebanyakan aturan-aturan yang dibuat lebih menguntungkan bagi pihak AS daripada dua negara lainnya. Ketentuan tersebut antara lain : (1) Perlindungan terhadap hasil sensitif import. (2) Ukuran sanitasi.(3) Subsidi Eksport. (4) Dukungan Internal. (5) Angka dan Standar Kualitas. Poin dua sampai lima menurut penulis merupakan salah satu aspek yang menjadi alasan mengapa AS bisa lebih untung dan yang lainnya dirugikan.

Kemajuan teknologi yang sangat jauh meninggalkan Kanada dan Meksiko yang kemudian berdampak pada peningkatan level sanitasi dan standar kualitas dibanding dua negara lain. Dengan didukung oleh subsidi ekspor yang sebenarnya tidak dibutuhkan oleh AS serta dukungan internasl, maka secara mutlak, AS akan memiliki kesempatan mengeruk keuntungan lebih banyak dibanding yang lain. Tetapi, di dalam internal AS sendiri, kemurahan buruh dan kemudahan akses bahan mentah yang ditawarkan mitra kerjanya tersebut dilain pihak juga memberikan pengaruh buruk bagi pekerja lokal AS. Dalam satu setengah tahun pertama dilaksanakannya NAFTA, 80.000 pekerja AS kehilangan pekerjaannya karena kalah dalam daya saing. Hal ini diperparah dengan menurunnya upah di Meksiko sekitar 40% hingga 50%.



Kesimpulan
Melihat dari ketidaksesuaian antara cita-cita dan hasil yang diperoleh, bukanlah hal yang dianggap aneh dan salah jika banyak orang menganggap bahwa NAFTA hanya merupakan alat dan strategi bagi super power AS dalam membetuk sebuah pasar baru bagi produksi dalam negeri mereka yang terancam dihadapkan dengan kekuatan-kekuatan baru dari China, India dan negara-negara lainnya yang mulai merangkak maju. Disini kekuatan tingkat periphery Meksiko dan Kanada sebenarnya berharap pada NAFTA agar dapat membantu perekonomian negara mereka baik dalam bentuk modal, pasar ekspor, pertukaran informasi, teknologi dan sebagainya. Tetapi ternyata cita-cita mereka harus terkubur jauh dengan interest dan power yang dimiliki AS. Kemampuan Meksiko dan Kanada untuk memberikan tingkat sanitasi, standar kualitas dan subsidi bagi produknya tidak sebanding dengan yang dimiliki oleh AS. Kedepannya, Meksiko dan Kanada harus lebih cermat dan teliti dalam setiap pengambilan keputusan sehingga pasar mereka tidak dihancurkan oelh produk-produk AS dan neraca perdagangan menjadi seimbang kembali. Restrukturisasi tampaknya menjadi satu-satunya jalan bagi NAFTA agar tidak timpang dalam pemanfaatannya.



Sumber:
Butler, Fiona. (1997). “Regionalism and integration”, The Globalization of World Politics : an interoduction to international relations. New York “ Oxford University Press.
Overview of dispute settlement provisions of the NAFTA, Diakses pada 17 november dalam http://www.nafta-sec-alena.org/en/view.aspx
North American Free Trade Agreement (NAFTA). Diakses pada 17 november dalam http://www.fas.usda.gov/info/factsheets/NAFTA.asp

Tidak ada komentar:

Posting Komentar